Layanan Unggulan

5 Layanan Unggulan RSUD Palembang BARI

Layanan unggulan adalah suatu layanan didukung oleh teknologi terbaik dibidangnya, komprehensif pada layanan klinik berfokus pada penyakit tertentu.

Intensif Pediatrik

PICU merupakan fasilitas atau unit terpisah didalam sebuah rumah sakit yang diperuntukkan bagi penanganan pasien anak yang mengalami gangguan kesehatan karena penyakit, kecelakaan/ trauma, atau gangguan kesehatan lain yang mengancam nyawa yang memerlukan perawatan intensif, observasi yang bersifat komprehensif, dan perawatan khusus. PICU diperuntukkan bagi pasien anak dengan usia di atas 28 hari sampai dengan 18 tahun. Jika ada anak usia nol sampai 28 hari yang membutuhkan perawatan intensif, akan dirawat di ruang rawat intensif bayi baru lahir (Neonatal Intensive Care Unit/NICU). Pengertian Unit Rawat Intensif Anak atau Pediatric Intensive Care Unit (PICU) dijelaskan di dalam buku panduan Pelayanan Emergensi, Rawat Intermediet dan Rawat Intensif Anak sebagai fasilitas atau unit yang terpisah, yang dirancang untuk penanganan pasien anak yang mengalami gangguan medis, bedah dan trauma, atau kondisi yang mengancam nyawa lainnya, sehingga memerlukan perawatan intensif, observasi yang bersifat komprehensif dan perawatan khusus. Pelayanan PICU terdiri dari tiga strata pelayanan yaitu primer, sekunder dan tersier. 1. Pelayanan PICU primer (standar minimal) Pelayanan PICU primer mampu memberikan pengelolaan resusitatif segera untuk pasien gawat, tunjangan kardio-respirasi jangka pendek, dan mempunyai peranan penting dalam pemantauan dan pencegahan penyulit pada pasien medik dan bedah yang berisiko. Dalam PICU dilakukan ventilasi mekanik (invasif atau non-invasif) dan pemantauan kardiovaskuler sederhana selama beberapa jam. 2. Pelayanan PICU sekunder Pelayanan PICU sekunder memberikan standar PICU yang lebih tinggi, mendukung peran rumah sakit lain yang telah ditentukan, misalnya pneumonia, diare, dengue, malaria, measles, sepsis bakterial yang berat, kasus bedah, pengelolaan trauma, dan lain lain. PICU sekunder hendaknya mampu memberikan tunjangan ventilasi mekanis lebih lama melakukan dukungan/bantuan hidup lain tetapi tidak terlalu kompleks. 3. Pelayanan PICU tersier (tertinggi) Pelayanan PICU tersier merupakan rujukan tertinggi untuk PICU, mampu menyediakan perawatan pediatrik definitif yang bersifat kompleks, progresif, berubah dengan cepat, baik bersifat medis, operasi, maupun gangguan traumatik, termasuk kelainan genetik/bawaan yang sering membutuhkan pendekatan multidisiplin. Memberikan pelayanan yang tertinggi termasuk dukungan/bantuan hidup multi-sistem yang kompleks dalam jangka waktu yang tak terbatas. PICU ini melakukan ventilasi mekanis, pelayanan dukungan/ bantuan terapi sulih ginjal dan pemantauan jantung-paru kardiovaskular) invasif dalam jangka panjang dan mempunyai dukungan pelayanan medis komprehensif. Semua pasien yang masuk ke dalam unit harus dikelola oleh dokter konsultan rawat intensif, konsultan Emergensi dan Rawat Intensif Anak (ERIA) . Kriteria rawat ruang PICU Pasien sakit kritis harus dirawat di ruang PICU yang sesuai dengan kebutuhannya. 1. Kriteria untuk dirawat di PICU strata primer Semua pasien anak dengan gangguan fisiologis yang membutuhkan pemantauan ketat tanda vital dan sistem organ (setidaknya setiap kurang dari 4 jam) dengan prediksi akan terjadi perbaikan. Bila dalam pemantauan diperkirakan membutuhkan perawatan intensif di strata yang lebih tinggi maka harus segera dirujuk ke PICU dengan strata yang lebih tinggi. 2. Kriteria untuk dirawat di PICU strata sekunder dan tersier PICU strata sekunder dan tersier ditujukan untuk pasien dengan kondisi yang mengancam nyawa dan membutuhkan peralatan lebih lengkap dibandingkan dengan PICU strata primer. sumber : legaleraindonesia.com https://legaleraindonesia.com/mengenal-pediatric-intensive-care-unit-picu/

Medical Chekcup

Unit Medical Checkup RSUD Palembang BARI merupakan suatu fasilitas konsultasi, pemeriksaan fisik maupun penunjang yang disediakan untuk melakukan pencegahan penyakit (preventif) dan memutuskan rantai perjalanan penyakit pasien sampai dilakukan suatu pengobatan. Unit Medical Checkup RSUD Palembang BARI adalah layanan unggulan rumah sakit yang menerapkan konsep One Stop Service (Pelayanan Terpadu) memberikan hasil yang cepat, tepat, akurat dengan didukung oleh tenaga kesehatan yang berpengalaman dan alat pemeriksaan penunjang yang canggih. Unit Medical Checkup RSUD Palembang BARI juga memberikan layanan pemeriksaan kesehatan on site ditempat instansi yang membutuhkan demi meningkatkan kepuasan bagi pelanggan yang melakukan kerjasama pemeriksaan kesehatan dengan RSUD Palembang BARI.

Rehabilitasi Medik

Jika Anda pernah menjalani operasi, mengalami cedera berat, atau menderita penyakit yang berdampak permanen, dokter mungkin akan menyarankan rehabilitasi medik. Rehabilitasi medik adalah terapi yang dilakukan untuk memulihkan fungsi tubuh yang bermasalah akibat cedera, operasi, ataupun penyakit tertentu. Terapi rehabilitasi mencakup setiap kelompok umur, mulai dari bayi baru lahir, anak dan remaja, orang dewasa muda, hingga lanjut usia. Sebagai gambaran, kondisi kesehatan yang paling umum ditangani dengan rehabilitasi ini antara lain sebagai berikut. 1. Penyakit yang menyerang otak, seperti stroke, multiple sclerosis, atau cerebral palsy. 2. Cedera dan trauma, termasuk patah tulang, luka bakar, cedera otak, dan cedera tulang belakang. 3. Nyeri kronis, seperti sakit pinggang dan sakit leher bertahun-tahun. 4. Kelelahan kronis dalam masa pemulihan dari penyakit infeksi, gagal jantung, atau penyakit pernapasan. 5. Lansia dengan keterbatasan gerak. 6. Efek samping pengobatan penyakit tertentu, seperti kanker. 7. Operasi pada tulang atau sendi serta amputasi. 8. Nyeri sendi yang berlangsung menahun. Pada anak-anak, rehabilitasi medik biasanya diperlukan untuk kondisi: 1. Kelainan genetik atau cacat lahir 2. Keterbelakangan mental 3. Penyakit otot dan saraf 4. Gangguan perkembangan atau kelainan sensorik 5. Autisme dan kondisi sejenisnya 6. Terlambat bicara dan gangguan sejenisnya Selain kondisi yang bersifat medis, terapi rehabilitasi juga dapat dilakukan pada orang sehat yang aktif berolahraga (misalnya atlet atau binaragawan). Terapi ini bertujuan untuk mencegah dan mengatasi cedera akibat aktivitas fisik berat. Rehabilitasi medik umumnya melibatkan beberapa terapi sekaligus, tergantung kondisi dan keterbatasan yang dialami pasien. Setiap terapi akan dilakukan bersama tenaga kesehatan yang sesuai. Berikut jenis terapi yang paling umum dalam proses rehabilitasi: 1. Terapi fisik/fisioterapi Terapi fisik atau fisioterapi ditujukan bagi pasien yang bermasalah dengan nyeri, kesulitan bergerak, serta belum bisa menjalani kegiatan dengan normal. Terapi ini biasanya dilakukan pada pasien stroke, operasi, ibu bersalin, dan pasien yang memakai alat bantu gerak. Sebelum memulai terapi, dokter terlebih dulu akan menilai postur, keseimbangan, serta aspek lainnya yang berkaitan dengan kemampuan motorik. Beberapa bentuk terapi fisik dalam rehabilitasi medik antara lain: a. Olahraga dan gerakan peregangan khusus untuk meredakan nyeri, menambah ruang gerak, dan meningkatkan kekuatan. b. Terapi pijat, ultrasound, atau pemakaian suhu panas dan dingin guna meredakan nyeri otot. c. Berlatih menggunakan alat bantu seperti tongkat, kruk, walker, dan kursi roda. d. Terapi untuk mengelola nyeri. e. Terapi untuk memperkuat sistem peredaran darah. f. Rehabilitasi untuk membiasakan diri dengan anggota tubuh palsu. 2. Terapi okupasi Ada penyakit dan kondisi tertentu yang membuat pasien tidak bisa melakukan kegiatan sederhana seperti makan, memakai baju, atau menyikat gigi. Terapi okupasi bertujuan untuk membantu pasien yang butuh dampingan dalam menjalani kegiatan tersebut. Terapi ini fokus mengembalikan gerak motorik halus, fungsi indera, dan kemampuan sejenisnya yang diperlukan pasien untuk hidup secara mandiri. Terapis akan membantu pasien berlatih melakukan kegiatan umum, seperti: a. Melakukan perawatan diri dari mandi hingga memakai baju. b. Menulis dan menyalin catatan. c. Memegang dan mengendalikan alat tulis, gunting, dan lain-lain. d. Melempar dan menangkap bola. e. Menanggapi rangsangan panca indera. f. Menyesuaikan dan menggunakan alat makan. Terapis terkadang juga menyarankan beberapa perubahan di rumah supaya Anda lebih mudah menjalani kegiatan sehari-hari. Anda mungkin perlu memasang pegangan pada dinding kamar mandi atau mengganti lampu dengan cahaya yang lebih terang. 3. Terapi wicara terapi wicara untuk pasien celah bibir Terapi wicara pada rehabilitasi medik dapat menangani berbagai masalah terkait mulut dan bahasa, termasuk kelancaran bicara, bernapas, dan menelan. Masalah ini kerap ditemukan pada anak dengan bibir sumbing, cerebral palsy, dan Down syndrome. Selain anak-anak, terapi ini juga berguna bagi orang dewasa yang sulit bicara akibat stroke, penyakit Parkinson, multiple sclerosis, atau demensia. Tujuannya tak lain agar pasien mampu berkomunikasi, menelan, dan bernapas dengan sebaik mungkin. Terapi wicara dilakukan dengan latihan berkomunikasi, bersuara, serta melafalkan huruf dan kata. Terapis juga memberikan terapi makan dan menelan dengan melatih lidah, rahang, serta bibir guna memperkuat otot-otot di sekitar mulut dan tenggorokkan. 4. Terapi lainnya Selain terapi fisik, okupasi, dan wicara, berikut jenis terapi lain yang termasuk dalam rehabilitasi medik: a. Terapi kognitif untuk mengatasi gangguan ingatan, pemusatan perhatian, serta aspek sejenisnya yang berkaitan dengan kemampuan berpikir. b. Terapi farmakorehabilitasi dengan memberikan obat-obatan guna memulihkan fungsi fisik atau psikis. c. Terapi rekreasional untuk meningkatkan kesehatan sosial dan emosional melalui seni, permainan, latihan relaksasi, dan terapi dengan hewan. d. Terapi vokasional untuk membangun kemampuan yang dibutuhkan pasien ketika bersekolah atau bekerja. e. Terapi seni atau musik untuk membantu pasien mengungkapkan emosi, meningkatkan kemampuan belajar, dan bersosialisasi. Rehabilitasi medik adalah serangkaian proses untuk memulihkan fungsi fisik, psikologis, maupun sosial seseorang. Selama rehabilitasi, Anda akan mengikuti rangkaian terapi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan masalah yang dialami. Masa rehabilitasi tentu memakan waktu yang lama. Meski demikian, seluruh prosesnya akan membantu pasien dalam menjalani kehidupannya seoptimal mungkin. sumber : - What types of activities are involved with rehabilitation medicine?. (2020). Retrieved 3 June 2020, from https://www.nichd.nih.gov/health/topics/rehabilitation-medicine/conditioninfo/activities - Rehabilitation: MedlinePlus. (2020). Retrieved 3 June 2020, from https://medlineplus.gov/rehabilitation.html - Physical medicine and rehabilitation. (2020). Physical medicine and rehabilitation: MedlinePlus Medical Encyclopedia. Retrieved 3 June 2020, from https://medlineplus.gov/ency/article/007448.htm - 7 Types of Rehabilitation Therapy. (2020). Retrieved 3 June 2020, from - https://blog.rehabselect.net/7-types-of-rehabilitation-therapy - Occupational Therapy: What You Need to Know. (2020). Retrieved 3 June 2020, from https://www.understood.org/en/learning-thinking-differences/treatments-approaches/therapies/occupational-therapy-what-you-need-to-know - hellosehat.com https://hellosehat.com/sehat/informasi-kesehatan/rehabilitasi-medik/

Orthopedi

Ortopedi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari studi, diagnosis, dan pengobatan bagi gangguan muskuloskeletal (otot, tulang belakang, tulang, dan sendi). Dokter yang ahli dalam bidang ini dinamakan dokter ortopedi. Banyak orang menanggap bahwa mereka hanya perlu menemui dokter ortopedi saat mengalami patah tulang. Beberapa orang juga percaya bahwa obat penghilang rasa sakit sudah cukup untuk menangani nyeri punggung, otot, dan sendi. Namun, obat ini hanya bisa menghentikan rasa nyeri untuk sementara waktu. Setelah efeknya mulai menghilang, kemungkinan nyeri akan kembali terasa. Nyeri seringkali terjadi sebagai gejala dari kondisi lain, namun tingkat kesakitannya belum tentu menandakan tingkat keparahan kondisi tersebut. Tanpa pengobatan yang tepat, ada kemungkinan kondisi ini akan memburuk dan menyebabkan lebih banyak gangguan. Sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter keluarga Anda dulu (yang dapat memberi rujukan ke dokter spesialis) atau langsung dengan dokter ortopedi apabila Anda merasakan nyeri pada otot, tulang belakang, tulang, atau sendi. Siapa yang Perlu Menjalani Konsultasi Ortopedi dan Hasil yang Diharapkan Konsultasi ortopedi akan disarankan bagi orang yang mengalami gejala berikut: Nyeri otot atau sendi kronis Kerusakan sendi Sulit berdiri karena nyeri punggung Cedera tulang Pembengkakan di sekitar cedera tulang atau sendi Setelah konsultasi, Anda akan menerima diagnosis dari kondisi Anda. Dokter juga akan memberikan informasi tentang pilihan pengobatan. Cara Kerja Konsultasi Ortopedi Konsultasi ortopedi biasanya diawali dengan wawancara singkat. Topik yang akan dibahas adalah: gejala yang dialami, kapan Anda pertama menyadari gejala tersebut, dan apakah Anda telah mengonsumsi obat. Riwayat kesehatan Anda dan keluarga Anda juga akan diperiksa. Setelah itu, akan ada pemeriksaan fisik untuk mencari pertanda yang jelas dari penyakit, misalnya pembengkakan, memar, atau infeksi. Setelah pemeriksaan, Anda bisa sudah mendapatkan diagnosis awal atau akhir dari masalah Anda. Dalam beberapa kasus, harus dilakukan tes laboratorium dan pencitraan untuk mengonfirmasi diagnosis. Dokter akan memberikan penjelasan yang rinci tentang diagnosis dan pengobatan yang dianjurkan. Salah satu pilihan pengobatan adalah operasi. Faktanya, banyak gangguan pada bahu, siku, lutut, dan panggul yang ditangani dengan operasi artroskopi. Apabila Anda harus dioperasi, dokter akan menjelaskan permasalahannya dan mengapa sebaiknya dilakukan operasi. Anda juga akan diberitahu apa yang akan terjadi selama masa pemulihan dan waktu yang dibutuhkan untuk pulih sepenuhnya. Kemungkinan Resiko & Komplikasi Konsultasi Ortopedi Konsultasi ortopedi sendiri tidak berisiko sama sekali. Namun, setiap metode pengobatan memiliki kemungkinan risiko dan komplikasi tersendiri, terutama apabila membutuhkan operasi. Anda harus memahami kemungkinan risiko dan komplikasi dari metode yang disarankan sebelum pengobatan dimulai. Rujukan: American Orthopaedic Association sumber : https://www.docdoc.com/id/info/procedure/konsultasi-mengenai-tulang

Gastoenterohepatologi

Gastroenterologi adalah salah satu cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan fungsi normal dan berbagai penyakit pada seluruh sistem pencernaan yang meliputi kerongkongan, lambung, kandung empedu, pankreas, hati, saluran empedu, usus halus, usus besar (kolon), rektum, dan anus. Gastroenterolog adalah sebutan bagi dokter yang mengambil spesialisasi di cabang ilmu ini. Seorang Gastroenterolog harus memiliki pengetahuan dan pengertian yang mendalam terhadap fisiologi normal organ-organ yang telah disebutkan sebelumnya serta pergerakan saluran pencernaan yang sesuai. Selain itu, ia juga harus mampu menasihati pasien mengenai cara dan sarana untuk menjaga pencernaan dan metabolisme yang sehat, meningkatkan penyerapan nutrisi dari makanan dan pembuangan sisa metabolisme. Kapan Harus Menemui Seorang Gastroenterolog? Gastroenterolog disebut juga "GI" atau dokter Gastro-Intestinal. Para pasien yang bermasalah pada kesehatan pencernaannya sebaiknya harus menemui para profesional medis tersebut untuk dapat menerima perawatan dan penanganan paling optimal. Walaupun beberapa dokter umum dapat mengevaluasi masalah pencernaan yang umum, para pasien dengan gejala yang lebih berat hampir selalu dirujuk ke dokter GI untuk evaluasi yang lebih tepat. Seorang gastroenterolog dapat mengevaluasi semua gejala Anda secara menyeluruh, melakukan beberapa pemeriksaan untuk membuat diagnosis, dan meresepkan pengobatan yang paling tepat.